Tibalah aku di sekolah dengan rasa gugup dan tegang, lalu aku bertemu temanku dan guruku. Mereka adalah Nodi, Zen, dan Pak Nurdin. Nodi adalah orang yang sedikit nakal, tetapi dia pintar. Kalau Zen adalah orang yang lucu, sedikit egois, tapi mempunyai kepintara. Sedangakan Pak Nurdin , adalah seorang guru yang baik dan bertanggung jawab.
Tak lama di sekolah, kami pun langsung pergi ke Bandara SMB II untuk pergi ke Jakarta. Sesampai di Bandara, kami pun langsung berpamitan dengan orang tua kami, walaupun sedih, tetapi kami harus tetap pergi. Setelah itu kami langsung naik pesawat. Di Pesawat, kami mendapat kursi yang paling terakhir. Karena masih pagi, kami pun tidur di Pesawat. Tak terasa 50 menit berlalu, kami pun sampai di Bandara Soekarno – Hatta. Setelah turun dari Pesawat, kami langsung mengangkut barang di tempat pengambilan bagasi. Lalu, kami memesan tiket bus Damri untuk pergi ke Stasiun Gambir. Di dalam Bus, kami melihat pemandangan – pemandangan di sekeliling kota Jakarta.
Di saat kami di Stasiun, kami langsung memesan tiket untuk pergi ke Jombang. Karena Keretanya baru datang jam 5, jadi kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu dan sholat Zuhur. Tak terasa waktu hampir menunjukkan pukul 5. Kami langsung naik Kereta menuju ke Jombang. Perjalanan akan berlangsung selama 12 jam. Di kereta, kami bukannya cerita – cerita maupun berfoto-foto, tapi kami langsung tergling di kursi yang empuk itu.
Di tengah malam, tiba – tiba aku terbangun dari tidurku. Lalu aku melihat kanan kiri, ternyata semua penumpang sudah tidur, termasuk Nodi, Zen, dan Pak Nurdin. Karena aku duduk disamping Nodi, lalu kupanggil dia. “woy, Nodi bangun dong, huft”. Huh tetap saja dia tidak bangun. Akhirnya, aku memutuskan untuk tidur lagi.
Di pagi yang cerah, aku terbangun kembali. Lalu, aku bertanya kepada Pak Fahmi “ Pak, ini sudah dimana? “ Pak Nurdin pun menjawab “ ini sdah di Jombang qi “ “hah” akupun terkejut. Aku langsung bersiap – siap. Lalu Zen bertanya padaku “ eh Rifqi, ngapain kamu? “ “ aku lagi siap-siap lah “ jawab aku. “aduuh, kamu ini, makanya jangan tidur mulu, barang kamu itu sudah disiapin sama Pak Nurdin “, Aku sangat malu disaat itu. Setelah dari Stasiun, kami langsung pergi ke salah satu SMA di Jombang, yaitu SMA 3 Jombang dan disanalah para murid-murid melaksanakan acara PIRN X. Disaat aku melihat SMA itu, aku langsung berkata “ini Sekolah apa Istana”. Aku bilang begitu karena sekolah ini luasnya 4 kali lipat dari Sekolahku, Lapangan Upacaranya 2 kali lebih besar dari lapangan upacara di sekolahku.
Di siang hari, aku, Fandi, Faris terpisah, dan dibagi menjadi 3 bidang pelajaran. Kalau aku pelajaran IPA, kalau Nodi pelajaran IPT, sedangkan Zen pelajaran IPS. Karena kami bertiga sedang lapar, jadi kami bertiga pergi ke kantin. Di saat kami di Kantin, Nodi bertanya kepada penjual “ bu, pesen bubur ayam 3 piring”. Ibu itu sangat bingung, dan berkata “ dek, disini mana ada bubur ayam, yang ada Mi sama Bakso”. Kami bertiga tertawa karena kesalahan Nodi tadi. Akhirnya kamu memutuskan untuk makan Mi saja.
Di Sore hari, Para Panitia PIRN X membagi kamar untuk para murid. Aku mendapat bagian kamar ke 4. Di kamar itu, aku mendapat teman baru yaitu Mas Adam dan Kak Helmi. Mereka berdua adalah anak SMA yang berasal dari Bandung dan Jakarta. Dan masih banyak teman – teman yang aku dapat disana, baik dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, maupun Papua. Malam harinya, aku yang dapat di bidang IPA membagi kelompok menjadi 10 kelompok. Aku mendapat bagian kelompok 7. Di dalam kelompok 7 terdapat 9 orang yang terdiri dari Aku, Septian, Trino, Stella, Oryza, dan lain-lain. Dan kami mendapat LO yang bernama Mbak Herla.
Tiga Hari berturut-turut kami mencari sampel dan bahan untuk diteliti dan akan dipresentasikan di hari Jum’at. Kelompok kami mencar sampel di berbagai tempat, ada di kebon, di sekitar sekolah maupun di Hutan. Akhirnya, Hari Jumat pun tiba, hari itu adalah hari yang kami tunggu-tunggu, karena hari itu adalah hari waktunya seluruh kelompok di masing – masing bidang akan presentasi. Kelompok kami mendapat giliran yang pertama. Sungguh gugup kami di saat presentas, tapi untung saja kami presentasi dengan penuh semangat dan mendapat hasil yang lumayan bagus.
Setelah Kami presentasi, aku dipanggil oleh pamanku, karena pamanku adalah panitia juga di PIRN ini, jadi aku diundang untuk tampil di acara penutupan PIRN X. Aku sungguh tak percaya, tapi mau gimana lagi, aku harus terima keputusan itu. Masih di hari Jumat, malam itu adalah malam Penutupan PIRN X, dan malam itulah aku akan tampil di Panggung, Aku pun tambah gugup, tapi aku harus kuat. Akhirnya, saat aku tampil pun tiba, disaat namaku di panggil oleh presenter aku langsung naik ke atas panggung “BISMILLAHHIROHMANIROHIM” ucapku. Akupun langsung beraksi dengan dance yang aku tampilkan. Walaupun sempat jatuh 2 kali, tapi aku sangat senang karena sudah bias menghibur teman-teman. Seluruh penonton Bertepuk tangan kepadaku, aku hanya tersenyum senang.
Hari Sabtu, adalah hari yang sangat menyedihkan bagi seluruh peserta PIRN X. Karena mereka semua akan pulang ke Kotanya masing-masing. Di saat itu, aku sangat sedih dan menangis, karena aku akan berpisah dengan teman-temanku yang sudah aku anggap keluarga sendiri, terutama teman-teman di kelompokku dan LO nya. Masih sempat aku berfoto dengan temanku sebagai tanda kenangan. Akhirnya kami berpamitan dengan rasa sedih. Mau bagaimana lagi, kami harus tetap pulang. Akhirnya, kami langsung pergi ke Stasiun Kereta untuk pulang ke Palembang. Hari-hari itu tak akan aku lupakan sepanjang hidupuku
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar